Seorang sufi besar bernama Abu Bakar al-Syibli konon setelah wafatnya hadir dalam mimpi temannya, berdialog dengan Allah SWT.
“Apa yang menyebabkan dosamu diampuni oleh Aku?” Tanya Allah SWT pada Syibli.
“Shalat tepat pada waktunya,” jawab Syibli.
“Bukan,” kata Allah SWT menimpali.
“Zakat, puasa, dan hajiku yang menyebabkan dosaku diampuni,” lanjut Syibli.
“Bukan juga,” cetus Allah SWT.
Syibli pun heran, “Kalau semua ibadah yang telah aku jalankan tidak
menghapus dosaku, lalu apa yang telah Kau ridhai dariku,” tanya Syibli
penasaran.
“Aku meridhoi dan mengampuni seluruh dosamu lantaran engkau telah menolong seekor kucing yang sedang kedinginan dan kelaparan.”
Kisah di atas dimonumentalkan oleh Syekh Nawawi al-Bantani, dalam
kitab syarah Nashaih al- I’bad. Benar dan tidaknya kisah ini dari sisi
ilmiah bukan hal penting. Pelajaran dari kisah itulah sesungguhnya yang
patut kita petik. Utamanya untuk menyikapi situasi kehidupan umat
manusia yang semakin hari dirasakan jauh dari rasa kasih dan
kekeluargaan.
Rasa kasih sang sufi di atas yang dicurahkan kepada seekor kucing
mengetuk kita semua untuk berlaku sayang dan adil kepada apa pun dan
siapa pun umat manusia tanpa diskriminasi. Rasa kasih sayang seperti
inilah kelak akan mengantar kan bangsa (negeri) kita menjadi negeri yang
kuat (tanpa konflik), selamat, aman, damai, maju, dan ber adab. Semoga.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar